Selasa, Juni 29, 2010

Share...

Tidak ada maksud hati buat menggurui atau nge-sok karena udah bikin satu buku, atau apalah. Tapi semua ini hanya karena gue ingin berbagi secuil pengetahuan yang gue mliki, nggak banyak tapi semoga bermanfaat. Yap, cuma ingin berbagi. Semuanya banyakan didasarkan dari beberapa sumber dan penulis lain.


Nah, yang mau gue bagiin ini adalah sedikit tentang tulis-menulis. Hari ini gue mau sedikit kasih tips tentang beberapa poin penting dalam menulis.

1. Jenis novel, ehem, yang pertama yang harus kita pikirkan MENURUT GUE itu jenis novel. Jenis yang kayak gimana, yang romantis, yang seriusan, yang triller, yang detektif-detektifan, yang komedi, yang teenlit/chiklit, atau yang-yang-lainnya. Semua itu baiknya didasarkan dengan buku kesukaan kita. Misal lo suka baca buku teenlit-teenlit gitu, yah kalo mau bikin novel, yah akan sangat baik kalo bikin novelnya bergenre teenlit. Atau kamu suka baca buku thriller (ex. Da vin ci code dan sejenisnya), nah kamu bikin novel kayak-kayak gitu. Jangan pernah bermimpi buat cerita science fiction tapi kamu gak pernah baca buku gituan, malah banyakan baca buku komedi, nggak nyambung kan. Mungkin bisa, tapi dijamin sulit.


2. Nah, sekarang baru kita mikir temanya. Sekarang pikiiir! Berpikirlah! Tema sangatlah penting. Buat masalah tema, kalo kamu pengennya bikin cerita non-fiksi alias dari kisah nyata, carilah tema yang ada di sekeliling kamu, biar kamu mudah dalam menceritakan cerita kamu. kalo fiksi? Yah, carilah tema dengan sekreatif mungkin. Lalu, berinovasilah! Kita harus mempunyai tema yang berbeda! Mungkin, penerbit sangat menyukai sebuah tema yang baru. Mungkin boleh pakai tema pasaran (kayak, ‘cinta segitiga’ atau ‘cinta pada pandangan pertama’), tapi! Kamu harus memberikan ‘bumbu’ yang lain dan membuat novel kamu yang BEDA!



3. Gaya penceritaan kamu juga sangat berpengaruh. Gunakanlah gaya penceritaan yang nyaman buat kamu. Kamu bisa menggunakan subjek ‘aku, saya, gue, atau juga beta’ semua nya tergantung kenyamanan kamu kalo kamu menggunakan sudut pandang pertama dalam novel kamu. atau juga pake sudut pandang orang kedua. Semuanya demi kenyamanan kamu! Jadilah indera untuk pembacamu. Jadi seakan-akan pembaca akan ikut merasakan, melihat, mendengarkan, dan mencium apa yang kamu ceritakan

Bikinlah cerita yang padat, simpel, dan mudah dimengerti. Jangan berbelit-belit. Jangan juga tulisan kamu terlalu ‘ramai’ dan ‘sesak’ dan tak berisi. Buatlah simpel dan mudah dimengerti oleh pembaca, ingat tulisan kita itu untuk pembaca mengerti apa yang ingin kita kisahkan. Seperti kata Raditya, “KISS=KEEP IT SIMPLE, STUPID!”

Kalo kamu bikin novel komedi, usahakan kurangi komedi yang terkesan agak runchy dan maksa, kayak misalnya. “gue sebenernya suka pake PENIS kalo ngecat pagar, oh nggak maksud gue PERNIS tadi bukan penis.” Nah, untuk saat ini, pembaca komedi kayaknya udah agak jenuh dengan komedi kayak gini. Mungkin kita boleh pake ginian, tapi kurangin aja yah. Sekarang aja, gue berusaha buat menghilangkan gaya kayak gini. Bikinlah komedi yang alami, gue sedang berusaha buat bikin komedi yang alami.

JANGAN MENGGUNAKAN KATA-KATA YANG KLISE. Raditya dika said: seperti “Dia seperti tong kosong nyaring bunyinya”, atau “Dia cewek terindah yang pernah gue lihat”, atau “Gue cinta sama dia setengah mati”. Istilah klise ini selain sudah terlalu sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri.




4. Karakter, mungkin kalo kamu bikin kisah non-fiksi komedi (kayak buku ‘pelit’ dari bukune atau Raditya dika’s series), mungkin kamu nggak punya banyak kesulitan dalam pengkarakteran tokoh kamu – karena semuanya tentang kamu, dan orang yang paling tahu kamu adalah kamu, haaah ribet.
Nah, buat kamu yang membuat cerita fiksi (ex. Twilight Saga, atau cerita yang terinspirasi dari kisah nyata namun disajikan dengan gaya fiksi (ex. Novel 5 menara atau Laskar pelangi), mungkin kamu akan menciptakan sebuah karakter baru. Nah, tugas kamu adalah memberikan deskripsi yang jelas tentang karakter tokoh kamu. contohnya dalam novel Supernova: petir, kita tahu kalo Elektra itu orang nya keras kepala, gak mau nyerah, dan sebagainya. Semuanya harus terdeskripsi dengan baik. Lalu, hari-hati jangan sampai karakter pribadi kamu masuk ke dalam tokoh yang jelas-jelas memiliki karakter yang bertolak belakang dengan kamu. Buatlah kerakter yang konsisten terhadap tokoh kamu.

Nah, ini yang aku ambil dari gagasmedia.net
• Tokoh-tokoh utama sebaiknya diperkenalkan di awal cerita. Semakin sering si tokoh muncul, dan semakin konsisten karakternya, akan membuat pembaca akrab dengannya. Dan, biasakan mendeskripsikan karakter tokoh sebelum setting. Lebih baik lagi kalau kamu menjelaskan setting dari sudut pandang si tokoh—jadinya jauh lebih personal.
• Protagonis dan antagonis nggak melulu harus hitam/putih. Tokoh utama yang terlalu sempurna itu membosankan. Biarkan pembaca yang memutuskan apa tokoh-tokoh di novelmu layak dicintai atau malah dibenci. Tugasmu sebagai penulis hanyalah membuat tokoh berkarakter kuat dan menjaga konsistensinya.
• Emosi tokoh sebaiknya ditunjukkan dari sikapnya. Ya, ya, kadang-kadang memang ada saja fiksi bagus yang emosi tokohnya malah dinarasikan pembaca. Tapi biasanya, teknik ini di-back up dengan kemampuan narasi yang kuat dan analisis situasi yang detail. Dan, ya, gaya menulis juga berpengaruh kuat dalam hal ini.
5. Setiing

Setting, atau latar. Nah ini bisa berbentuk, tempat dan waktu sebuah cerita. Semakin unik setting-nya, semakin menarik buat pembaca.

6. PLOT
Plot adalah elemen yang paling vital dalam naskah dan—bisa dibilang—pertimbangan utama redaksi saat memutuskan naskah mana yang layak diterbitkan. Plot yang baik harus masuk akal, mudah dimengerti, dan—pastinya—harus menarik. Masing-masing kejadian dalam cerita diikat oleh hukum sebab akibat.
Pada umumnya, plot fiksi itu terdiri dari rangkaian kejadian yang semakin penyelesaian masalah.klimakslama semakin tinggi intensitas konfliknya Biasanya, semakin dekat klimaks dengan ending, malah semakin baik.
Selain plot, kamu juga harus memikirkan sub plot dan klimaks-klimaks kecilnya. Sub plot itu bisa berupa konflik kecil yang terjadi selama plot utama.
Hindari sub plot yang berujung klise. Misalnya, saat menulis novel romance yang dramatis, hindari plot-plot klise seperti kecelakaan, si tokoh utama mendadak terserang penyakit mematikan (penyakit klise favorit: kanker dan leukimia), dan kematian. Ingat juga, HINDARI HAL KLISE!
Satu-dua kali momen kebetulan masih bisa diterima pembaca. Lebih dari itu, kredibilitas plotmu akan dipertanyakan.
Plot maju dan plot mundur (flashback) sebenarnya sama saja. Semuanya dikembalikan ke kreativitas menulis kamu. Yang penting, saat menentukan plot jenis apa yang akan kamu pakai, tetap perhatikan logika cerita.
7. Nah, buat yang pengen bikin cerita komedi, ini aku ambil dari bukune.com

Sesuai dengan namanya, unsur terbesar yang ada di dalam naskah kamu haruslah KOMEDI. Yang pasti, buatlah pembaca kamu tertawa dari awal mereka membaca naskah kamu sampai mereka selesai membacanya. Untuk mengetahui apakah naskah kamu itu lucu atau tidak, coba kamu minta tolong orang lain untuk membaca naskah kamu. Kalau mereka sudah tertawa terbahak-bahak, berarti naskah kamu sudah masuk kategori komedi.

Sebaiknya buat komedi yang sesuai dengan tren sekarang, jadi komedi yang kamu buat itu dapat diterima oleh pembaca. Jangan membuat komedi dengan unsur menjelekkan SARA (Suku, Agama, dan Ras), terlalu vulgar, dan menjelekkan orang lain, terutama public figure, seperti artis.

Nah, kalo naskah yang kamu buat berbentuk PELIT (personal literature), atau kisah non-fiksi yang bergenre komedi. Ini nih:

Karena PELIT adalah naskah non-fiksi dimana kejadiannya adalah kejadian nyata, maka unsur komedinya pun harus sesuai dengan apa yang kamu alami. Namun, terkadang kamu ingin menambahkan bumbu-bumbu komedi yang lebih lucu daripada kejadian nyatanya. Hal ini bisa kamu lakukan asal kamu bisa mempertanggungjawabkannya.
Misalnya: kejadian sewaktu kamu menolong temanmu yang laki-laki pingsan. Secara tidak sengaja, kamu melihat dia memakai celana dalam yang sobek. Di naskah kamu bisa menggantinya dengan temanmu itu memakai celana dalam warna pink. Namun, harap diingat jangan sampai komedi yang kamu buat itu mengintimidasi dan menjelekkan orang lain.

Jangan terlalu memaksakan tulisan kamu untuk lucu, karena nanti komedi yang kamu buat akan menjadi “garing”. Ada baiknya kamu mengeksplorasi dan mencari inovasi baru dalam membuat kalimat-kalimat komedi. Ada baiknya komedi yang kamu buat itu adalah komedi yang menertawakan kebodohan yang kamu alami. Selain itu, buatlah komedi yang masuk akal dan mudah dimengerti oleh pembaca.

8. Riset! Lakukanlah riset. Riset ini penting (terutama buat cerita fiksi), agar kamu memiliki tulisan yang berbobot. Riset itu minimal kita melakukan riset terhadap tempat. Misal kamu cerita kisah cinta orang di RUSIA, nah sedang kamu gak tau apa-apa tentang rusia! Gimana mau deskripsikan tempatnya, nah karena itu kamu harus riset. Riset bisa dilakukan dengan browsing ke internet, atau juga kesana langsung. Nah, kalo kamu bikin cerita Fantasi, jangan kira kamu gak perlu riset! Kita ambil contoh LoRD OF THE RINGS! LOTR yang kayaknya full fantasi kayak gitu ternyata sang penulis, J.R.R. Tolkien telah banyak melakukan riset tentang budaya Inggris tua, suku Anglo Saxon, bangsa Viking, dongeng lama, tulisan dan huruf Rune, bahasa-bahasa kuno, mitos yunani kuno, eropa tengah, dan banyak lagi. karena itu juga, buku LOTR menjadi buku fantasi yang terkesan nyata. Jadi, mau tulisan bagus? Lakukan Riset!

9. Carilah inspirasi dan pengetahuan dari novel lain! Ini hal yang wajib kamu lakukan SEBELUM, SAAT dan SESUDAH menulis. Kamu harus mempelajari gaya cerita tulisan orang lain, terutama yang terkenal gitu. misal, kamu nulis tentang buku fantasi, nah borong aja buku-buku fantasi agar kamu bisa tahu gimana nulis cerita fantasi yang’bener’ dan jadi tren sekarang. Pokoknya BACA! Kalo kamu banyak baca, dijamin waktu kamu nulis, semua akan mengalir seperti air. Dijamin, vocab kamu udah numpuk di kepala kamu, semua karena membaca!

10. Mulai lah menulis! Hidupin komputer, tulis kisah kamu!

11. Oh iya, entah ini teknik yang umum atau enggak, tapi biasanya kalo kita orangnya yang cepet bosen, biasanya langsung cepet bosen nulis, karena kita belum nemuin titik klimaks nya, jadi terkesan gak seru. Nah, gue saranin buat nulis awalnya cukup, poin ‘himana cara lo mengawali kisah kamu’ terus kamu nulis langsung ketengah! Ya, memulai tulisan dari tengah lalu ke akhir lalu nulis ke awal. Entah ini cocok gak buat kalian.


Sumber:
• bukune.com
• Gagasmesia.net
• Radityadika.com
• Buku bahasa indonesia SMP dan SD dan sedikit dari SMA
• Pengetahuan dan pengalaman yang lain-lain….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar