Kisah Fiksi yang Tidak Nyata: Jealous,

"cuy, cuy, liat tuh..." seorang berbicara dengan muka nahan pup plus nahan napas kek orang mo masturbasi terlarang.

"apa?" gua dengan tampang pura-pura bodoh, walau juga emang bodoh nanggepinnya.

"itu-tuh, diaaaa-dengan-diaaaa."

"hm, iyaaa, masbod-masa bodoh- dengan gue, cuy!" gua berpikir sejenak, "ahhhh, anjroot..."

gua melihat, rambut lurus, pirang, kurus, terlentang dengan dress-nya, lah-loh, ini mah deskripsinya Paris Hilton, yo...
oke, singkatnya gua melihat (tuuuut, sensor) dengan (tiiitiiiit, lebih disensor) sedang duduk,,,, duduk,,,, duduk,,,, duduk,,,, berdua.

gue? gue duduk juga, tapi hanya melihat dengan mata jengkol gua... cuma liat, nggak lebis dari menangis dan baca mantra mak erot.

"bumi gonjangganjing, dunia persilatan lenyap, gonjang-ganjing palak gue sakit mata gue mo berdarah...."

gue nggak tahan, rasanya gue ingin cerita ini hanya fiksi, tapi sayangnya bukan, ini fakta, bung, fakta yang menyakikatkan: jealous.

tapi gue saat itu tidak bisa pa-pa, hanya menahan rasa sakit.

lagipula juga ini salah gue aja, ya kan? kalo (tuuuuuut, sensor) dan (tiiiiitiiiit, sensor) baca juga sih, nggak apa.... seharusnya gue, tapi buat apa gue maksain, lainkali juga mungkin bisa, atau gue bisa counter attack, ya toh???