Minggu, Juni 07, 2009

MEMBLE SAMPE ASPAL

Lebih baik sakit gigi…..

Daripada sakit hati….

…………

(Meggy Z)

*Pagi, selasa. Tanggal 2 Juni Taon 2009!*

“sakiiiiit….!” Gumam gue yang rasanya semua orang pada tau kalo gue lagi sakit. Sakit berat. Sakit gigi. Buseeet, sakitnya bukan sakit penyakit tapi sakit senut-senut. Rasanya gue mau nangis, meringis, dan tertawa sambil ninju dinding. Sakit. Sakit.

Gue jarang-jarang sakit gigi. Walau gue sering NGGAK sikat gigi di pagi hari tapi inilah sakit gigi paling WAAAH sakitnya. rasanya gue jadi nggak setuju dengan lagu Meggy Z, sakit gigi sakit bener! Anjing, menyat-menyut sampe otak gue serasa grogi, GEGEROTAK GILO’ BABI!

Sakit gigi gue kali ini menyerang gigi seri depan kiri gue. Giginya memang udah patah setengah oleh kepeleset pipis adek gue. Sepertinya ini adalah balasan. Balasan karena terlalu sering nyengir. Nyengir gak jelas. Sekarang gue gak bisa nyengir. Ibarat pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, yang maksudnya GAK NYAMBUNG dengan sakit gigi ataupun nyengir!

Gue yang merasa jarang kena serangan gigi menjadi terheran-heran. Ada apa gerangan orang yang nan ganteng ini terkena sakit yang menyakitkan lagi menyengsarakan ini! Gue jadi flashback. Kemarin sore gue makan apa selain ingus dan angin, ya? Makan tanah, nggak. Makan taik, rasanya cuman dikit (augh…! Lagipula lembut ah.). makan apa ya? OH, mungkinkah gara-gara gue nyium aspal kemaren. NGGAK! Gue sering nyium aspal tapi nggak sampe gini ah!

Gue masih pusing gara-gara sakit gigi yang tak tertahankan dan pusing gara-gara mikir yang nggak-nggak tentang penyebab sakit gigi gue. Gue yang merasa pusing juga nggak pengen lebih lama terhanyut dalam kubangan taik kebo. JAJAN. Itu ide cemerlang gue buat ngilangin stress gara-gara sakit gigi.

Jajan, gue jajan permen. Sungguh ide yang okay benar. Permen yang kejel-kejel dan empuk, mulus, halus, dan ENAK di remes-remes. Permen Miya…. Eehhmm, YUPI! Permen yupi emang enak. MAKNYOSS. Sekali gigit bikin gue lupa kalo YUPI bisa menyebabkan sakit gigi tingkat tinggi. Gue beli enam permen yupi edisi lidah orang, bibir orang, buaya, ular, dinosaurus, sungguh unik dan ENAAAK! Gue sakit gigi. Makan YUPI. “GLEK.” Gue menelan gigitan terakhir gue dari semua edisi YUPI. Gue inget apa yang sore kemaren gue makan apa, GUE MAKAN YUPI ENAM BIJI. Sekarang gue makan YUPI ENAM BIJI. YUPI penyebab semua ini, YUPI yang bikin gue sengsara, YUPI memang ENAK.

Setelah makan YUPI, gue jadi semakin serasa SAKRATUL MAUT. Merenggang nyawa. Tak berdaya. Gigi gue semakin senut-senut. Rasanya ada orang gila yang loncat-loncat di gigi gue yang kontruksinya kayak menara Eifel. Oh, GOD. Insap gue makan YUPI. Sungguh pantasi gue bak di siksa dengan cambuk api. Meringis minta AMPUN. “A…. AMPUUUN, BANG!”

“AAAAAAAAARRGH…!!!!!!”

“SAAAAAKIIIIIIIT….!!!”

Gue teriak. Teriak keras. Gigi gue manyun. Gigi gue malang. Gigi gue. GIGI GUE ANCUR. SAKIT BENER. Air mata. Air mata gue netes-netes. Ini penderitaan. Sakit gigi adalah penyakit yang sakitnya setara dengan bisul di mata.

*petang, pukul 6.00!*

GUE mulai nggak bisa ngomong. Ngomong gue nggak jelas. Air liur keluar deras gara-gara mulut gue ter-nganga kaya orang baru ngeliat bisul sebesar bola basket nempel di bibir, ekspresinya jelek. Gue meringis. Di atas kasur gue ngeleper-leper kaya ikan mau koid.

Nggak mau pusing gue akhirnya milih ke klinik terdekat sebelum gigi ini akan berubah menjadi tumor. Tumor di gigi. Mengerikan. Gue nggak mau kaya gitu.

Gue yang langsung cabut sama Bokap naik Revo.

Gue sampe.

Gue gemeter. Lemes. Menahan sakit. Gue tersiksa oleh gigi sakit yang amat pedih. Gue meringis, benar-benar mellow suasananya.

Penderitaan gue nggak sampe sono aja. Gue harus menghadapi ruang tunggu yang sangat menyeramkan. Tidak! Ruangannya lebih seram daripada ngeliat ahmad dhani pake kutang. Ada jeritan, tangisan, dan tetesan air mata. Saya melihat semua itu terjadi pada orang-orang yang menunggu hanya untuk dadanya di tempelin stetoskop, dan dikasih resep masakan, oke resep obat oleh DOKTER. Sungguh horor, entah penyakit apa yang mereka alami. Mereka tersiksa. Gue juga tersiksa dengan sakit gigi gue dan kuping gue yang berdarah denger jeritan orang laen. T.R.A.G.I.S.

Penderitaan gue kembali bertambah. Dokter yang bertugas hari ini sangat lelet. 1 jam lebih gue udah nunggu tapi belum juga masuk ruangan. Apalagi gue dikit curiga kalau si Dokter sedang Ber-Homo ria, SEREM. Yah, bukan tanpa alasan gue bilang kalau tuh dokter-homo. Masa, tiap pasiennya laki pasti bisa sampe dua-puluh-menit! Bayangkan Bro! DUA-PULUH-MENIT! Hanya buat ngecek aja! Nggak normal. Homo kali dia.

Satu setengah jam berlalu di ruang tunggu. Menahan rasa sakit. Tersiksa? Tentulah gue tersiksa. Akhirnya nama gue dipanggil dengan irama yang jelek. Gue masuk ke ruang dokter. Ntar dia homo. Tapi gue cuma nganggep itu cuma negatip tingking. Yo! Yo! Positip tingking yo!

Masuk ketemu dokter. Dan apa yang gue temuin sangat mengerikan. Dokter itu ngomong kaya Banci di Kambang Iwak (tempat nongkrong banci di Palembang). Dia sungguh mirip banci. Kalau saja tuh dokter pake daster, wick ala madonna, abang bibir merek teplon (revlon palsu tuh, hehehehehehe), lalu di make over dikit, maka sesungguhnya dia BANCI tulen. Dokter banci-bencong.

Hanya beberapa menit gue keluar. Gue megang pantat. AMAN. Huh…..!

Gue dikasih obat buat meng-OBSERVASI, kaya candi-candi tua gitu, tapi weit emang gigi gue candi apa? Sok mau di observasi segala ah. Nggak keren.

Baliknya gue minum obat di dalam kegelapan, waktu itu mati lampu. Perlahan-lahan gigi gue ilang sakitnya, legah. Entah mengapa mentang-mentang sakitnya rada ngilang dikit gue makan MARTABAK BANGKA, *NYOOOT* kena gigi gue yang sakit, “WADAAAUW!” Sakit banget.

Besoknya gue, nggak ngerasa sakit lagi. tapi ada sesuatu yang nggak masuk akal. Yah, waktu gue ngaca di kamar mandi. *TAAAAAAAAAARRR* kaca pecah, dan itu biasa, dan itu bohong. Baik di kaca gue ngeliat bibi seksi gue jadi bengkak, bengkak besar banget. Sampe-sampe rasanya bibir gue yang dari dulu memble, jadi tambah memble. Yah memble sampe ASPAL rasanya. Beh, kalau dideskripsikan bibir gue waktu itu kaya 5 kali lipat bibir TUKUL! Beh, sungguh mengerikan dan rasanya gue mau nangis waktu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar